Kembali

Ayahku Pergi Membeli Rokok

117
YaBlox
28 Juli 2025

Oleh: YaBlox

Saat aku berusia sembilan tahun, keluargaku pergi ke pantai. Saat itu, kami semua tampak sangat bahagia. Ayah, yang biasanya hanya memasang wajah murung, kini tersenyum lebar. Ibu, yang biasanya hanya memasak dan merajut sambil menonton televisi, juga ikut tersenyum bahagia di samping ayah, menikmati sore yang hangat di tepi laut.

Adikku pun tampak ceria. Padahal biasanya ia selalu mengurung diri dan hanya mau bermain dengan teman-temannya. Namun hari itu, ia berlarian di atas pasir, tertawa lepas dengan wajah penuh keceriaan.

Padahal, saat itu kondisi keluarga kami sedang sulit. Ekonomi kami berada di ambang krisis. Rumah kami yang satu-satunya akan segera dijual, karena gaji ayah tak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan kami. Untuk makan saja kami mulai kesusahan.

Namun anehnya, hari itu semuanya terlihat begitu bahagia. Tidak ada kesedihan di wajah mereka. Seakan-akan hari itu adalah hari terakhir yang ingin kami rayakan bersama.

Di tengah kebahagiaan itu, ayah menoleh ke ibu dan berkata,
"Bu, ayah mau pergi beli rokok dulu. Jaga anak-anak, ya."

Kemudian ayah menatapku dan berkata pelan,
"Nak, tolong jaga ibu dan adik perempuanmu baik-baik, ya. Ayah mau pergi sebentar."

Lalu ia menghampiri adikku dan mengelus kepalanya,
"Dek, jaga diri baik-baik, ya. Jangan nakal. Dengerin kata kakak dan ibu."

Aku hanya mengangguk dan menjawab, "Baik, Ayah."
Adikku pun tersenyum ceria dan bertanya, "Ayah mau ke mana?"
Ayah hanya menjawab singkat, "Mau pergi sebentar."

Adikku masih tersenyum dan berkata, "Baik, Ayah."
Setelah itu, ayah pergi.

30 menit berlalu.
1 jam berlalu.
Hingga 3 jam pun lewat.
Namun ayah tidak kembali.

Ibu mulai khawatir. Ia menyuruhku mencari ayah. Kami terus menunggu dan mencari, tapi tak ada tanda-tanda kehadirannya.

Satu minggu pun berlalu.
Ayah tak pernah kembali.

Sejak hari itu, kami menyadari bahwa ayah telah pergi.
Ia meninggalkan aku, ibu, dan adikku… di tengah kondisi keluarga yang terpuruk.
Di hari yang paling bahagia itu—ayah memilih pergi.

Penulis: YaBlox