Kembali

Guru Honorer

24
Mustakim (KIM)
29 November 2024

Guru Honorer

Di ruang kelas yang sempit, ia berdiri di ujung senja. Membawa mimpi dalam tas lusuh berisi janji yang tak pernah nyata. Guru honorer, namanya seakan pahlawan tanpa lencana, Tapi siapa yang peduli pada yang bekerja untuk hidup

namun hidup tak menanggungnya?

Bangunan sekolah itu tinggi, megah, menjulang ke langit Namun dindingnya memenjarakan mimpi-mimpi mereka yang menghidupkan api. Guru honorer hanyalah bayang-bayang di lantai, dilupakan oleh sistem yang tuli. Sementara mereka, para penguasa berdansa di atas reruntuhan kehidupan yang mati.

Berteriaklah, guru honorer! Teriakkan namamu di atas abu dan pasir. Karena sistem ini hanyalah api yang membakar para pemimpi yang ikhlas bekerja. Biarkan pendidikan runtuh, jika itu hanya alat untuk memperbudak jiwa.


Politik pendidikan

Pendidikan diobral murahan di pinggir jalan

Ilmu dijadikan dagangan hanya untuk kepentingan.

Kita disuruh belajar tapi tak diajari berpikir

Sekolah jadi pabrik melahirkan robot yang kikir


Politikus menjual mimpi pendidikan mulia,

Tapi kenyataannya, hanya omong kosong belaka.

Sistem dibangun untuk bikin kita bodoh

Agar kita tak bisa melawan, hanya tunduk dan patuh.


Guru dipaksa diam takut pada sistem busuk

Yang memuja angka, ranking, dan statistik bodoh.

Padahal pendidikan harusnya membakar semangat,

Bukan meredam jiwa, menumpulkan hasrat.


Politik pendidikan Hanya drama di panggung kosong.

Janji manis hanya racun dalam cawan yang bolong.

Anak-anak kita tak butuh omong besar

Mereka butuh kebebasan untuk berpikir liar.



Apakah ini kemerdekaan?


Aku sebut apakah makhluk liar  

yang merindu wajah manusia?  

Kudekap mereka, mendidik sabar,  

namun liar itu terus bersuara.  


Kita sebut pembelajar

namun langkahnya jauh dari bijak.  

Apakah ini kemerdekaan 

atau hanya permainan tanpa arah?  


Di mana cinta? 

Di mana janji kurikulum yang mengurai rindu?  

Yang ada hanya derap binatang-binatang  

berlomba tanpa tuju.  


Padahal di hati mereka,  

tertanam biji emas kecil  

berkilauan seperti fajar.  

Tapi emas itu

terjebak dalam cemas

terhanyut tanpa cita-cita.  


Kini aku bertanya pada diriku

Apakah mereka manusia

atau bayang-bayang liar  

yang lupa jalan pulang?

________________________

Penulis adalah seorang pengajar berstatus guru honorer di salah satu sekolah di Polewali Mandar. Hobinya membaca dan diskusi. Tema bacaan kesukaan Kim adalah pendidikan.
Penulis: Mustakim (KIM)