Kemunduran Etika Siswa Di Era Gen Z
![]() |
| Oleh: Kim "Dalam menghadapi perubahan teknologi dan sosial yang cepat, memupuk karakter yang kuat akan membantu siswa menjadi individu yang bertanggung jawab, etis, dan peduli." |
Era Gen Z sebagai zaman digital, berperan pada kemajuan pendidikan. Sebab, segala informasi mudah didapatkan melalui internet super canggih. Dengan pendukung yang memadai siswa mampu mendapatkan berbagai macam pengetahuan baru. Membuat siswa zaman sekarang cenderung melihat informasi melalui media internet.
Zaman ini menjadi dasar bagi pendidikan abad 21, seorang guru dituntut agar berfikir lebih jauh dalam memperbaiki siswa yang memiliki etika buruk. Dapat dilihat bahwa, siswa perlu perhatian penuh. Mencari solusi agar tidak terjerumus kedalam gagal etika abad ini.
Problematika ini, menjadi momok karena tak ada siswa yang menghormati guru nya, bahkan Sampai melawan beradu duel karena tak terima dengan teguran seorang guru. Sebenarnya apa yang terjadi kepada siswa di abad 21?, semakin canggih teknologi semakin mundur pula etikanya.
Terlihat di berbagai aspek kehidupan siswa, mulai dari kurangnya rasa hormat terhadap guru dan sesama, hingga ketergantungan siswa terhadap teknologi media sosial menimbulkan pembatasan kehidupan sosial di lingkungan sekitarnya. Mengakibatkan disorientasi nilai etika semakin menjadi-jadi, dengan perilaku siswa yang tidak menghormati guru dan sesamanya.
Salah satu penyebab utama mundurnya etika siswa adalah kurangnya pendidikan moral, mulai dari pendidikan formal sampai keluarga, pendidikan yang terlalu fokus pada pemahaman akademis, sehingga pembentukan karakter dan nilai-nilai moral termarjinalkan. Bahkan keluarga, sering kali terlalu sibuk dengan kehidupan sehari-hari yang terpecah, meninggalkan waktu untuk mendidik anak-anak tentang pentingnya etika.
Mundurnya etika siswa, bukan sebuah masalah sepeleh untuk di baikan. Harus ada tindakan dalam mengembalikan pentingnya etika dalam pendidikan dan memastikan bahwa generasi masa depan memiliki fondasi yang kuat dalam hal karakter dan integritas. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran akan perilaku individu, tetapi juga mengancam etika generasi masa depan. Jika tidak ada yang mampu mengatasi gagal etika di abad 21.
Dalam mengatasi masalah ini, harus ada upaya serius dari pihak pendidikan, keluarga dan masyarakat. Pendidikan seharusnya memperkuat sistem kurikulum, dalam hal pendidikan moral. Sedangkan keluarga perlu menyadari peran mereka dalam membimbing anak-anak menuju perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Selain peran sekolah dan keluarga, masyarakat secara keseluruhan juga harus berkontribusi dalam mengatasi mundurnya etika siswa di abad 21.
Mengukur perkembangan karakter adalah tugas yang sulit. Evaluasi yang baik mungkin mencakup observasi guru, penilaian berbasis perilaku, dan penilaian diri siswa. Pendidikan karakter memerlukan konsistensi dari semua pemangku kepentingan, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat. Perubahan karakter memerlukan waktu. Pendidikan karakter akan tetap menjadi komponen penting dalam pendidikan abad 21. Dalam menghadapi perubahan teknologi dan sosial yang cepat, memupuk karakter yang kuat akan membantu siswa menjadi individu yang bertanggung jawab, etis, dan peduli. Ini adalah investasi dalam masa depan yang lebih baik, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi masyarakat dan dunia secara keseluruhan.
Media massa juga memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk perilaku siswa. Sebab itu, perlu adanya upaya mempromosikan konten yang membangun moral dan memberikan contoh positif bagi generasi muda. Selain itu, teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkuat etika siswa. Penggunaan platform digital yang dirancang untuk pendidikan moral dapat membantu siswa memahami nilai-nilai yang penting dalam kehidupan mereka, sambil tetap relevan dengan dunia modern yang terus berubah.
Kecanggihan teknologi informasi, mengakibatkan disorientasi nilai etika semakin menjadi-jadi. Keadaan manusia yang bingung, mengakibatkan hilangnya pengetahuan nilai-nilai etika. Terkhusus pada kalangan siswa, yang semakin urgen dan harus di kelola kembali. Mengatasi mundurnya etika siswa di abad 21 bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan kolaborasi antara sekolah, keluarga, masyarakat, dan teknologi, kita dapat membangun fondasi yang lebih kuat untuk etika generasi masa depan.
Di masa depan, Etika di anggap sebagai teknologinya. Etika tidak bisa diterapkan pada segala yang ada. Etika hanya dapat diterapkan pada manusia. Etika berkaitan dengan segala aspek hidup manusia. Etika menentukan nilai untuk membimbing pilihan dan tindakan manusia, yaitu pilihan dan tindakan yang menentukan isi hidupnya. Jawaban-jawaban yang diberikan oleh etika menentukan bagaimana manusia memperlakukan manusia lain.
Sebagai manusia, yang dipandang sebagai makhluk beretika. Menjadikan siswa harus di arahkan untuk memanusiakan manusia, baik dalam lingkungan sekola, keluarga dan masyarakat. Melalui pendidikan etika di abad 21, sebagai respon terhadap perilaku yang cenderung tak beretika.
Penulis: Kim
