Perempuan Buih
![]() |
| Issa |
Sejak pertemuan kali pertama pada senja gerimis
Kau tak henti-henti mengirimiku surat walau kadang ku tak langsung membalas nya
Namun di suatu waktu aku jatuh hati dari penggalan surat mu
Kau berkata "Aku ingin kita menjadi orangtua yang mengganti dongeng sebelum tidur untuk anak-anak dengan riwayat kisah cinta kita sendiri."
Perempuan mana yang tak hanyut membaca kata macam itu
Aku hanyut dalam samudra buaian mu
Membuat ku lupa siapa diriku
Aku adalah buih yang bergerak atas kehendak samudera cinta mu
Kau adalah perantara cinta Tuhan
Tapi kita berjarak, sebetulnya Kau mencintai ku atau mencintai imajinasi mu atas tubuhku?
Atau mencintai dirimu sendiri yang hirau dengan gosip bahwa Aku sudah tak suci lagi
Yang setelah hidup dengan seorang lelaki yang menculik ku
Apakah cinta itu tak ubahnya seperti pengadilan, yang setiap pihak harus membuktikan segala nya?
Bila begitu, tintaku ini dalam menulis puisi
Pasti lebih menyerupai tetes-tetes air mata ketimbang kumpulan aksara
~Issa, Januari 2024.
Perempuan yang Merindu Seumur Hidup
Cintaku, sekarang aku sebagai arwah yang ada dan tiada
Aku malah leluasa menyaksikan seluruh adegan di muka bumi
Tanpa terkecuali ketika tangis mu tumpah yang tidak bisa dipahami manusia
Tangis mu hanya dipahami oleh para siluman yang empati nya pun lebih nyata dari manusia
Aku pun bingung menafsirkan tangis mu
Apa Kau merindu sesosok yang telah merudapaksa mu?
Atau kah merindu sosok dirimu yang dulu?
Ibarat langit tak menunjukkan tanda-tanda akan segera mengakhiri riwayat nya yang mendung dan kelabu
Kamu tidak berdandan dan memoles wajah mu dengan make up apapun
Ini kebiasaan mu bila tak suka dengan perempuan yang kau jumpai
Kamu mengatakan, siapa saja bisa cantik dengan make up dengan tas dan baju-baju mahal
Tapi tak banyak orang bisa cantik seperti dirimu, walau tanpa riasan ini itu
Kau itu Cinta ku, seperti nama adalah kembang
Yaitu kembang yang tetap elok walau berlumur lumpur
Kini iya telah tumbuh merona, tawa nya sampai ke awang-awang tangis nya tenang tanpa isakan
Sudut bibir dan belahan dagunya merekah
Meski penyesalan masih menghantui nya hingga Iya merindu seumur hidup
Akan diri nya yang dulu suci
~ISSA, FEBRUARI 2024
Dia Merasa Perempuan yang Cantik
Malam itu bulan agak menua
Lengser dari puncak nya, tak seperti biasanya
Angin sesekali semilir membawa kerikan jangkrik dan kecoak
Ketika yang ada hanya Aku dan Kau
Pada suatu kasur tanpa ranjang itu
Sampai masih terngiang suara mu tanpa kujawab pertanyaan-pertanyaan mu
Tentang buku-buku yang pernah aku berikan
Yang mana salah satu tokoh nya sangat mirip dengan nama mu dan kisah nya
Ibarat Kau seolah menanam kembang tapi malah yang tumbuh pohon kemenyan
Dia adalah perempuan yang nama dan cantik nya seperti bunga
Itulah kenapa Dia merasa adalah perempuan yang cantik
Tapi Dia tampak lebih cantik saat iya kecewa, heuheuheu
Malam itu,,
Aku tak bisa mendengar gerak napas nya
Padahal jarak kami cukup dekat
Di atas ubun-ubun nya tampak berarakan mega dan mendung
Yang menguap dari pahit asam garam hidup nya
Sempat kulihat cuping telinga nya yang elok tanpa tindikan anting
Atau ketika angin dari menyibakkan rambut nya
Lalu bila iya mengikat rambutnya dengan ekor kuda
Pasti lah semua orang dapat lama-lama menikmati cendawan kuping nya itu
Setelah usai kujawab pertanyaan-pertanyaan mu
Kumain-mainkan ujung rambut mu yang jatuh di kening mu hingga Kau terlelap
Dan ku ucapkan, selamat tidur Kekasih...
~ISSA, Maret 2024~
_1.png)